IMPLEMENTASI TRAUMA HEALING DAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN PADA ANAK-ANAK PASCA BENCANA BANJIR DI KOTA PALANGKA RAYA
Abstract
Kejadian bencana terus meningkat di Indonesia. Sebagian besar dari kejadian bencana tersebut merupakan bencana lingkungan hidup seperti angin putting beliung, banjir dan tanah longsor. Banjir besar-besaran terjadi di beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah pada bulan November 2021. Berdasarkan data dari BPBD Kota Palangka Raya, tercatat 31.013 warga yang terdiri atas 8.876 keluarga menjadi korban banjir. Selain dampak fisik, dampak psikologis pasca bencana banjir perlu menjadi perhatian. Dampak psikologis yang terjadi yaitu berupa kecemasan, stres dan trauma pada para korban. Trauma pada korban bencana alam tidak dapat dibiarkan berlarut-larut agar korban bencana dapat terus melanjutkan kehidupannya secara normal, maka diperlukan terapi trauma/ pemulihan trauma (trauma healing). Khusus untuk anak-anak usia sekolah, maka sebaiknya dilakukan dengan pendekatan pedagogis. Pendekatan pedagogis
yang digunakan mengacu pada pola perkembangan dan pendidikan yang telah ditempuh atau sedang dialami oleh korban pengungsian khususnya anak-anak,
sehingga proses trauma healing dapat berjalan dan berpengaruh sebagaimana yang diharapkan. Selain pemulihan trauma pasca bencana juga perlu adanya
pendidikan lingkungan yang memiliki peran strategis dalam mencegah dan mengurangi resiko bencana lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan harus dapat memfasilitasi berbagai proses belajar pada ranah kognitif dan kesadaran, sikap dan perilaku, dan tindakan kolektif untuk melembagakan perilaku ramah lingkungan dan sensitif bencana.